MediaSuaraMabes, Jakarta – Sejarah singkat pondok pesantren dimulai dari lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, berakar dari kebiasaan masyarakat Hindu yang mendirikan pusat pendidikan agama sebelum Islam datang. Pondok pesantren pertama diduga didirikan oleh Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim) pada abad ke-14 sebagai tempat belajar santri untuk penyebaran Islam. Sistemnya adalah mengasrama santri di bawah bimbingan kiai, yang kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan dan dakwah penting dalam sejarah Indonesia.
Awal Mula dan Sistem Pendidikan
Sistem Pendidikan Tradisional:
Pondok pesantren merupakan modifikasi dari model pendidikan agama Hindu yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.
Masa Awal:
Sunan Gresik mendirikan pesantren sebagai tempat para santri yang ingin belajar agama kepadanya, setelah banyak masyarakat yang masuk Islam.
Konsep Kiai dan Santri:
Konsep ini mirip dengan guru dan murid, dengan para santri tinggal di asrama atau pondok.
Penyebaran dan Perkembangan
Pesantren Pertama di Jawa:
Pondok Pesantren Sunan Gresik diyakini sebagai pesantren pertama di Tanah Jawa.
Pusat Dakwah:
Seiring waktu, pesantren-pesantren lain didirikan di berbagai daerah oleh para wali dan tokoh agama untuk menyebarkan Islam.
Institusi Pendidikan dan Sosial:
Pesantren berkembang menjadi pusat pendidikan, keagamaan, dan sosial, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kebudayaan dan pendidikan Islam di Indonesia.
Peran dalam Sejarah
Perjuangan Kemerdekaan:
Banyak tokoh nasional seperti KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) lahir dan dididik di pesantren, menunjukkan peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan.
Transformasi Modern:
Seiring zaman, pesantren juga berkembang menjadi lembaga pendidikan modern yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum.
Dalam sebuah pondok pesantren, terdapat seorang pemimpin yang disebut sebagai kiai. Di Sumatra Barat, kiai disebut dengan panggilan “buya”, sedangkan di Lombok mereka dipanggil dengan “tuan guru.”
Kegiatan pembelajaran dan kajian ditangani oleh kiai langsung dengan dibantu oleh asisten kiai yang disebut sebagai “badal kiai.” Selain itu, juga ada ustadz atau ustadzah yang membantu menanamkan disiplin, ketekunan, dan memupuk kapasitas intelektual para santri sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
Ilmu-ilmu khusus yang biasanya diajarkan dalam pondok pesantren antara lain:
1. Tauhid: teologi Islam
2. Fiqh: yurisprudensi Islam
3. Akhlaq: etika Islam
4. Nahw atau sharf: tata bahasa Arab
5. Tafsir: penjelasan Al-Qur’an
6. Hadits: tradisi kenabian
7. Ushul fiqh: system yurisprudensi Islam
8. Tilawah: seni baca Al-Qur’an
9. Tahfidz: menghafal Al-Qur’an
10. Hisab: astronomi
11. ‘Arudl: bagian dari sistem pengetahuan sastra Arab
12. Filsafat Islam
Sementara itu, murid yang belajar di sebuah pondok pesantren disebut dengan santri. Santri dibagi menjadi tiga macam:
Santri yang pertama adalah santri muqim atau santri yang belajar dan tinggal di dalam pondok pesantren.
Santri yang kedua adalah santri bukan muqim.
Mereka adalah santri yang tinggal di luar pondok pesantren namun tetap mengikuti kegiatan belajar di dalam pondok secara intensif.
Santri yang ketiga adalah santri musiman. Mereka adalah santri yang datang ke pondok pesantren di saat-saat tertentu. Contohnya selama bulan puasa.
Serial singkat pondok pesantren, semoga bermanfaat untuk para orang tua di zaman ini, semoga kita selalu Istiqomah dalam kebaikan.
(Meri Heriyanto)