MediaInvestigasiMabes, Pacitan – Bantuan beras pemerintah serentak dilaksanakan jelang Ramadhan. Hal ini adalah sebagai langkah untuk meminimalisir kenaikan harga bahan pangan terutama beras. Indikator dari kenaikan harga antara lain disebabkan cuaca, alih fungsi lahan. El nino (kemarau panjang) ditengarai sebagai faktor yang mempengaruhi kurangnya produksi petani.
Kemarau panjang mengakibatkan masa tanam mundur dan tentu saja jadwal panen juga akan mengalami kemunduran. Situasi ini mengakibatkan kurangnya ketersediaan bahan pangan nasional. Indikasi berikutnya adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan properti. Kurangnya ketersediaan lahan pertanian akan mempengaruhi hasil panen petani.
Langkah pemerintah dalam mengatasi situasi ini dengan melakukan importasi dari negara penghasil beras.Dengan situasi yang demikian maka pemerintah mengantisipasi inflasi pangan dengan pendistribusian beras lewat Perum BULOG.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) adalah beras yang di distribusikan oleh Perum BULOG untuk menstabilisasi harga bahan pokok pangan. Adapun dalam proses pendistribusian SPHP sudah diatur tata kelola niaganya. Dimana tata kelola niaga tersebut mengatur pendistribusian dari BULOG kepada pedagang, dari pedagang ke pedagang turunan, dari pedagang turunan ke konsumen.
Sehingga merefleksikan harga pada beras SPHP tingkat konsumen sebesar Rp. 10.900 /kg. Hal ini menyikapi situasi dimana pangan berpotensi strategis dan politis. Langkah stabilisasi harga bahan pokok pangan ini adalah suatu wujud kehadiran pemerintah untuk mengatasi Inflasi kenaikan harga bahan pokok pangan masyarakat.
Langkah Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk mensukseskan program stabilisasi harga bahan pokok pangan, menggelar operasi pasar untuk mereduksi program stabilisasi harga pokok pangan.
Operasi pasar di lakukan di sejumlah pasar di Kab.Pacitan. Operasi pasar dilaksanakan oleh Satgas Pangan, DISDAGNAKER, TPID (Tim Pengawas Inflasi Daerah), danDinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan. Dalam operasi pasar tersebut mengawasi tata kelola niaga yang sudah ditentukan:
– Pedagang dilarang menjual beras HET yang sudah di tentukan
– BULOG memiliki downline atau pasar turunan yang menjual HET Rp.10.900.
– Pedagang dilarang mengoplos beras.
– Potensi penimbunan beras SPHP.
Kepala Bidang Perdagangan dan Kemetrologian Ir. Agus Sumarno secara langsung mengikuti operasi pasar, di pasar Minulyo dan pasar Arjosari menyatakan, belum ditemukan indikasi pelanggaran yang dilakukan pedagang di kedua lokasi tersebut. Adapun pedagang yang menjual beras SPHP, adalah pedagang yang sudah melalui tahapan verifikasi dan rekomendasi dari DISDAGNAKER.
“Sanksi dari pedagang yang “nakal” akan di berikan SP dan pemutusan kerjasama” papar beliau tegas. Hal senada dengan pernyataan dari Kabid Ketahanan Pangan Bapak Sutarman S.P., M.M, dalam operasi pasar tersebut beliau menyatakan ketersediaan beras di pasar tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Harga beras SPHP dari pedagang sesuai dengan HET yang sudah di tentukan. “Pantauan harga dilakukan setiap hari, adapun untuk cakupan pemenuhan kebutuhan beras subsidi yang didistribusikan oleh BULOG (SPHP) memang stoknya terbatas” papar Bapak Sutarman S.P., M.M. dengan tersenyum.
Selain operasi Pasar PEMKAB Pacitan menggelar pasar beras SPHP dengan tema warung TPID “GePrEk IGa” (Gerakan Pangan Murah Ekomi dan Inflasi Terjaga) yang dilaksanakan di gedung PLUT. Teknis pelaksanaan setiap kelurahan/desa diberikan kupon untuk mencegah pembelian secara ulang, untuk ketepatan sasaran KPM sepenuhnya diserahkan kepada kepala desa masing masing daerah.
Kepala Bidang Usaha Mikro Lilik Wijiastuti S.T., M.M. menyatakan “Gedung PLUT sebagai tempat pendistribusian saja, warung TPID ini adalah Pilot project atau acuan untuk pelaksanaan teknis pendistribusian SPHP, adapun transaksi dikelola oleh Koperasi” papar beliau.
Warung TPID tahap 1 memfasilitasi pendistribusian untuk 5 kelurahan yang ada di Kab. Pacitan, dan 1 desa yaitu desa tanjung dari. Setiap kelurahan/desa di bagikan sebanyak 250 kupon. Jadi kegiatan warung TPID menargetkan 1500 kupon. Dalam pelaksanaan setiap kupon memiliki masa berlaku selama 2 hari. Kuota harian stok beras SPHP sebanyak 300 pcs. Warung TPID”GePrEk IGa” mulai di laksanakan Rabu,6 Maret 2024.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan “Operasi Pasar Beras Murah” yang di jadwalkan dilaksanakan pada tingkat kecamatan. Seperti metode sebelumnya setiap kecamatan membagi kuota untuk di bagikan ke setiap desa di wilayahnya.
Kecamatan Pringkuku akan di jadwalkan sebagai lokasi pelaksanaan operasi pasar Camat Pringkuku Bapak Drs. Suwoto M.H. menyatakan pendopo kecamatan Pringkuku akan menjadi lokasi pendistribusian beras SPHP.
Jumlah pendistribusian SPHP sejumlah 5 ton beras SPHP kemasan 5 kg,jadi ada 1000 kuota yang akan di bagikan setiap desa di wilayah administrasinya. Mekanisme pendistribusian masih akan di musyawarahkan dengan kepala desa terkait. Kepala desa Ngadirejan Bp Amat Suhadi sangat antusias menyambut operasi pasar murah, karena kebetulan lokasi geografis dekat dengan kantor kecamatan.
Begitu pula pernyataan dari kepala desa Sobo Bp. Bogiman Haryanto kepala desa tertua di kec. pringkuku, beliau sekarang sudah berumur 73 th. Akan tetapi beliau sangat bersemangat dan konsisten mengemban amanah masyarakat desa Sobo.
Akan tetapi berbeda dengan pendapat Kades Sugih waras Bp.Sigi Setiawan S.T. dan Kades Dersono Bp. Suwarlan S.Pd. yang situasi geografisnya jauh dari lokasi pendistribusian beras SPHP di pendopo kecamatan Pringkuku.
“Kalau masyarakat kami harus membeli dari desa kami ke kecamatan, akan memakan biaya transport yang kalau di hitung hitung jatuhnya harga beras per kilo gram, sama dengan harga beras di warung setempat, kalau kami di fasilitasi untuk memobilisasi beras SPHP dengan kendaraan siaga (ambulance) desa untuk memobilisasi ke balai desa kami, kami bersedia mendistribusikan ke KPM dengan aturan yang ada (HET) dan di bawah pengawasan petugas BABINSA” ungkap beliau tegas.
(widbr)